Kisahku berikut ini adalah tentang sebuah sisi kehidupanku yang menjadi
tempat perhentian sementara bagi wanita-wanita bersuami yang dahaganya tidak
terpuaskan dan gairahnya tidak tersalurkan. Wanita-wanita tersebut hanya
sekedar singgah untuk melepaskan dahaganya. Tidak lebih tidak kurang. Tidak ada
rasa asmara atau melibatkan uang.
Jam sepuluh malam seperti kebiasanku yang suka JJM, sebuah versi lain dari
JJS, aku masih keluyuran di sekitar Taman Topi Bogor. Aku jalan ke Pasar Kebon
Kembang cari makanan lewat depan Stasiun Bogor. Stasiun telah sepi. Kereta
terakhir masuk pukul 21.35 tadi.
Kulihat seorang wanita mondar-mandir di depan stasiun dan melongokkan
kepalanya ke dalam. Kelihatannya dia mencari atau menunggu seseorang. Kuhampiri
dia dan kutanya.
"Cari siapa, Teh?" Teteh adalah panggilan kakak perempuan dalam
bahasa Sunda.
"Anu, .. Eh.. Saya cari Ibu Eti yang jualan di dalam kompleks
stasiun," jawabnya.
"Oh. Stasiun sudah tutup. Kereta tadi sudah masuk jam setengah
sepuluh" kataku.
"Aduh! Gimana ya? Tadi janjian dia nunggu sampai saya datang," katanya
lagi.
"Teteh mau kemana sih?"
"Mau pulang ke Cianjur. Tapi kalau kemalaman nginap dulu di tempat
Eti. Sekarang ia nggak ada. Gimana ya?" katanya gelisah.
Pikiran nakalku mulai muncul.
"Teh, jam segini mobil ke Cianjur sudah nggak ada. Paling besok
pagi-pagi baru ada. Begini saja, teteh nginep aja di penginepan, baru besok
pagi berangkat ke Cianjur".
"Saya nggak bawa uang cukup untuk nginep di hotel".
"Kalau teteh mau, kita nginep aja sama-sama. Nanti saya yang bayar.
Saya juga lagi males pulang. Teteh tidak akan saya apa-apakan kok", kataku
meyakinkannya.
"Dimana?" tanyanya.
"Sudahlah. Teteh percaya aja sama saya," kataku lagi. Mangsa
sudah di depan mata, sayang kalau dilepas.
"Eee, tapi benar ya aku nggak akan diapa-apakan," akhirnya dia
menyerah.
Kuajak dia untuk makan mie dulu. Sekedar menambah energi kalau nanti
diperlukan. Setelah makan, kami berangkat ke sebuah Wisma T di sekitar pasar
Kebon Kembang. Wanita tadi mengenakan celana panjang kain dengan blus warna
terang lengan panjang dan membawa tas pakaian kecil. Singkat kata kami sudah
berada di dalam kamar dan berbaring berdampingan. Selangkah lagi maka aku akan
menikmati tubuh di sampingku ini.
Ia masih kelihatan gelisah. Kuhibur dia,"Sudahlah Teteh tenang saja.
Besok pagi saya antar ke Baranangsiang cari mobil ke Cianjur".
Dia agak terhibur dengan kata-kataku.
"Ngomong-ngomong Teteh ini tadi darimana sih?" tanyaku
menyelidik.
"Dari Rangkas, tadinya mau langsung ke Cianjur tapi saya kemalaman".
Setelah ngobrol kesana kemari akhirnya saya tahu tentang dirinya. Namanya
Wiwik, suaminya seorang PNS berasal dari Tim-tim. Sudah beberapa lama sedang
tugas belajar ke luar kota. Aku semakin berani dan kugeserkan badanku merapat
ke badannya. Aku berpikir, kalau dia sudah mau diajak menginap dengan seorang
yang baru dikenal, apapun alasannya pastilah dia mau untuk ditiduri. Setelah
yakin bahwa keadaan sudah terkendali kupeluk dia dan dengan cepat kucium bibirnya.
Ternyata iapun membalasku.
"Ouhh, kamu ternyata.. Ayo aku mau kita saling memuaskan malam ini.
Selama suamiku tugas belajar aku sangat merindukan sentuhan laki-laki.
Sebenarnya sejak dari stasiun tadi waktu kamu mengajakku nginap, aku
mau.."
Kuremas dadanya dan mulai kubuka kancing blusnya. Dipegangnya
tanganku,"Kecil To. Kamu nanti kecewa," katanya.
"Ah, nggak," kataku sambil terus membuka kancing bajunya.
"Biar aku saja yang buka!" katanya sambil memegang tanganku.
Akhirnya ia membuka pakaiannya dan akupun membuka pakaianku sendiri. Kini tinggal
pakaian dalam saja yang melekat di tubuh kami. Kupandangi sejenak wanita di
sampingku ini. Kulitnya cukup putih, tingginya dan perawakannya sedang dengan
dada yang tidak terlalu besar, 34, tapi masih terlihat kencang.
Dalam keremangan kamar kulihat Wiwik menggerak-gerakkan bibirnya untuk
membersihkan lipstik. Aku mulai mendekatkan bibirku pada bibirnya. Sedikit bau
keringat di tubuhnya membuatku semakin penasaran.
Ditubruknya tubuhku dan ia sudah naik di atas tubuhku. Kemudian tanpa ragu
lagi kulumat bibir Wiwik dan ia mulai terbawa permainan bibirku dan segera
membalas lumatanku dengan penuh gairah. Kemudian tanganku mulai bermain di
dadanya, menyusup di balik bra-nya. Buah dadanya masih kencang dan bulat,
setelah itu langsung kuremas dan kupilin putingnya. Nafas kami mulai
berkejaran.
"Eehh, .. Ouhh." Lehernya kukecup dan kujilat.
Tanganku segera bergerak ke punggungnya dan membuka kancing bra-nya. Dengan
usapan lembut di bahunya tanganku dengan pelan melepas tali branya. Buah
dadanya yang bulat segera mencuat keluar. Putingnya kecil berwarna coklat muda
namun keras.
Kudorong lidahku masuk ke dalam rongga mulutnya. Kujelajahi seluruh bagian
di mulutnya dan kemudian lidahku menari di langit-langit mulutnya. Wiwik
kemudian menggelitik lidahku dan menyedotnya kuat-kuat sampai pangkal lidahku
agak sakit. Kemudian gantian ia yang mendorong lidahnya ke dalam rongga
mulutku. Bibirnya tipis dan lemas. Ia sangat mahir dalam berciuman. Lidah kami
saling bergantian memilin dan menjelajahi mulut. Tangan kananku memijat dan
memilin putingnya kemudian meremas gundukan daging payudaranya.
Kuangkat bahunya agar badannya agak ke atas. Segera kuterkam payudaranya
dengan mulutku. Putingnya kuisap pelan dan kugigit kecil. Ia melenguh dan
mengerang. Kepalanya terangkat-angkat dan tangannya meremas-remas bantal di
bawah kepalaku.
"Ouhh.. Aaacchh, Ayo Anto lagi.. Teruskan lagi.. Teruskan".
Kejantananku yang masih di dalam celana dalam mulai menggeliat. Puting dan
payudaranya semakin keras. Kukulum semua gundukan daging payudara kirinya
sehingga masuk ke dalam mulutku kemudian putingnya kumainkan dengan lidahku,
kemudian mulutku beralih ke payudara kanannya. Napasnya terengah-engah menahan
kenikmatan yang kuberikan.
Kulepaskan hisapanku pada dadanya. Tangannya mengusap dada, menyusuri perut
dan pinggang, kemudian menyusup di balik celana dalamku, kemudian mengelus dan
mengocok kejantananku. Mulutnya kemudian ikut bermain di dadaku, menjilati dan
mengecup putingku. Kepalanya semakin ke bawah dan menjilati perut dan pahaku.
Ditariknya celana dalamku ke bawah. Kini aku sudah dalam keadaan telanjang.
Wiwik kembali menggerakkan kepalanya ke atas, bibirnya mengecup, menjilati
leher dan menggigit kecil daun telingaku. Ia mendesis tepat di lubang telingaku
sehingga badankupun jadi merinding. Napasnya dihembuskan dengan kuat. Dia mulai
menjilati lubang telingaku. Aku merasakan geli dan sekaligus rangsangan yang
kuat. Kugigit bibir bawahku untuk menahan rangsangan ini. Kupeluk dan kuusap
pinggangnya kuat-kuat.
Tanganku menarik celana dalamnya dan dengan bantuan pahanya yang bergerak
naik maka dengan mudah kulepaskan celana dalamnya. Telunjuk tangan kiriku
bermain di selangkangannya. Rambut kemaluannya jarang dan pendek. Kubuka bibir
vaginanya dengan jari tengah dan ibu jari. Telunjukku hanya bergerak masuk
sedikit dan setelah menemukan tonjolan daging kecil, maka kubuat gerakan
menggaruk di atas permukaannya. Setiap aku menggaruknya Wiwik mengerang.
"Oouuhh.. Aaauhh.. Ngngnggnghhk"
Kulepaskan tanganku dari selangkangannya. Mulutnya kembali ke bawah,
menjilati bulu dada, puting dan perutku. Kini tangannya yang bermain-main di
kejantananku. Bibirnya terus menyusuri perut dan pinggangku. Tangan kirinya
memegang dan mengusap kejantananku yang telah berdiri tegak.
Kugulingkan badannya sehingga aku berada di atasnya. Kembali kami
berciuman, Wiwik sangat pintar bermain dengan bibirnya sehingga ciuman kami
terasa nikmat sekali. Kupilin puting payudaranya dengan jariku sehingga dia
mendesis dan mengeluarkan suara yang tidak jelas.
"SShh.. Ssshh.. Ngghh.. Arrghhk..".
Perlahan lahan kuturunkan pantatku. Kepala penisku dijepit dengan jarinya,
dan digesek-gesekkan di mulut vaginanya. Terasa lembab, hangat dan berair. Dia
mengarahkan kejantananku agar masuk ke dalam vaginanya. Wiwik merenggangkan
kedua pahanya dan sedikit mengangkat pantatnya. Kepala penisku sudah mulai
menyusup di bibir vaginanya. Kugesek-gesekkan di bibir dalamnya sampai penisku
terasa keras sekali. Keadaan lubang vaginanya semakin basah. Wiwik memintaku
untuk segera memasukkan penisku semuanya.
"Ayolah Anto, masukin.. Ayo.."
Aku mencoba untuk menusuk lagi dengan mengencangkan otot perutku langsung
sekali tusuk Clleepp.. Blleessh.
"Ouhh.. Anto nikmatnya.. Ouhh!" erangnya setengah berteriak.
Aku bergerak naik turun. Wiwik mengimbangi dengan gerakan pinggulnya.
Tangannya meremas sisi atas bed sehingga semakin lama tubuh kami bergeser
semakin ke arah sisi ranjang bagian atas. Ketika lendirnya sudah membasahi
vaginanya sampai agak becek, maka kupercepat gerakanku. Kucabut penisku sampai
keluar dan dengan cepat kumasukkan kembali sampai menyentuh dasar rahimnya.
Kugulingkan badannya dan kini ia diatasku. Ia menciumku dengan liar
kemudian dikecupnya leherku dan bibirnya terus kebawah menggigit puting dan
menarik bulu dadaku.
Wiwik kemudian berjongkok dan pantatnya bergerak naik turun, memutar dan
maju mundur seperti joki yang sedang memacu kudanya. Payudaranya
bergoyang-goyang dan segera kuremas-remas. Aku bergerak menaikkan tubuhku
sehingga kini posisiku duduk memangkunya. Payudaranya bebas kupermainkan dengan
tangan dan mulutku. Tangannya memegang pahaku, dadanya semakin tegak dan
kepalanya mendongak. Tidak ada bagian tubuh atasnya yang kulewati. Gerakan maju
mundur pantatnya dipercepat sampai tubuhnya seakan meliuk-liuk erotis.
Aku menggeserkan tubuhku sampai aku duduk di bibir ranjang dan kakiku
menjuntai ke lantai. Ia masih bergerak-gerak memompa kenikmatan di atasku.
Kupegang buah pantatnya dan ia memeluk leherku. Kuangkat badannya dan kugendong
tubuhnya. Kupepetkan pada dinding dan kini pantatku yang bergerak maju mundur.
Ia mengimbangi dengan menghentakkna pantatnya naik turun. Ternyata bersetubuh
dengan posisi ini tidaklah semudah seperti yang kulihat dalam film.
Kuturunkan tubuhnya sehingga peniskupun terlepas. Kuminta ia nungging di
atas ranjang. Pantatnya berada di atas bibir ranjang, sehingga dalam posisi
berdiri di lantai aku memasukkan penisku dari belakang. Pahanya sedikit
dilebarkan dan tak lama penisku masuk dan pantatku menggenjotnya pelan. Kutarik
dan kumasukkan lagi penisku dengan pelan. Ia menggerakkan pantatnya berlawanan
dengan gerakanku sehingga ketika pantatku bergerak maju ia menggerakkan
pantatnya ke belakang sehingga tekanan pada kemaluan kami sangat terasa.
Kuraih buah dadanya dan kuremas. Kucium dan kukecup punggungnya. Ia merintih-rintih
keenakan,"Ouhh.. Teruskan. Kau benar-benar pandai bermain cinta..
Oooakhh".
Bunyi paha beradu dan juga bunyi seperti tanah lumpur yang diinjak kaki memenuhi
seluruh ruangan kamar.
Plok.. Plok plok plok.. Clop.. Cropp.. Cropp..
"Anto.. Ayo lebih cepat lagi.. Ayoo".
Kutarik rambutnya kasar dengan tangan kiriku sementara tangan kananku
memeluk pinggangnya. Ia semakin berteriak merintih-rintih. Kucabut penisku dan
kutelentangkan tubuhnya. Kini hampir tiba saatnya bagiku untuk menuntaskan dan
memuaskan gairahku. Kumasukkan kembali penisku dengan perlahan dan dengan
ketegangan yang penuh. Wiwik memelukku erat. Kakinya membelit pahaku, matanya
terbeliak dan kuku tangannya mencengkeram erat punggungku.
Kuubah lagi gerakanku, ujung penisku saja yang masuk beberapa kali. Dan
kemudian kutusukkan sekali dengan cepat sampai seluruh batangnya masuk ke
vaginanya. Matanya semakin sayu dan gerakannya semakin ganas. Aku menghentikan
gerakanku dengan tiba-tiba. Payudaranya kuremas dan sebelah lagi kuhisap
kuat-kuat. Tubuh Wiwik menggelepar.
"Ayo.. Anto. Jangan berhenti, teruskan Anto.. Teruskan lagi..
Ouh," pintanya.
Aku tetap menghentikan gerakanku dan merebahkan tubuhku di atasnya. Kini
pantatku naik turun sedikit saja, namun penisku kukeraskan dengan cara
seolah-olah menahan kencing. Ia semakin terbeliak dan bola matanya memutih
setiap penisku berkontraksi. Beberapa saat pantatku hanya bergerak naik turun
sedikit tanpa tanpa menggerakkan anggota tubuh lainnya, sambil berciuman dan
saling memagut bagian tubuh yang terjangkau.
"Anto, .. Sedap.. Nikmat.. Ooouuhh" desisnya sambil menciumi
leherku.
Aku mengerti wanita ini hampir mencapai puncak yang dinginkannya.
Kugerakkan lagi pantatku dengan gerakan yang cepat dan dalam. Bunyi seperti
kaki yang berjalan di tanah lumpur makin keras bercampur dengan bunyi desah
napas yang memburu.
Crrok crok crok..
"Ayolah Anto, aku mau..". Gerakan pantatku semakin cepat dan
akhirnya
"Ayo.. Anto sekarang.. Sayang.. Sekarang..!!"
Otot tubuhnya mengencang, vaginanya berdenyut kuat, napasnya tertahan dan
tangannya mencakar punggungku. Kukencangkan otot perut dan kutahan dan kukocok
vaginanya sampai terasa seperti ada aliran deras yang akan keluar. Aku berhenti
sejenak dalam posisi penisku menggantung terlepas dari vaginanya, kemudian
kuhunjamkan cepat dan penuh tenaga.
Crot Crott.. Crott, beberapa kali aku menyemprotkan spermaku. Kami saling
berteriak tertahan untuk menyalurkan puncak kenikmatan.
"Yess.. Aduhh.. Oochh.. Auuhhkk"
Pantatnya naik dan tubuhnya gemetar, pelukan tangan dan jepitan kakinya
semakin erat. Denyutan di dalam vaginanya terasa kuat sekali meremas
kejantananku yang juga membalas dengan berdenyut-denyut.
Setelah keadaan menjadi tenang, sambil tetap berpelukan kutanya dia, "Wik,
bukannya orang Timtim juga sangat kuat dalam bercinta?"
"Ya memang nafsunya gede, kadang dalam semalam aku harus melayaninya
sampai tiga kali, namun variasi dan tekniknya masih sangat jauh dibandingkan
kamu!"
Setelah mandi pagi, maka gairahku muncul kembali dan bersama-sama kami
menggapai titik tertinggi. Setelah itu barulah kuantar dia ke Baranangsiang
sampai naik mobil. Kami berjanji minggu depan untuk bertemu di Terminal
Baranangsiang dan bercinta di rumahnya yang lain di dekat Situ Gunung, Cisaat. Dalam
dua kali pertemuan itulah, aku sempat memuaskan kehausannya.
TAMAT
Obat Penggugur Kandungan ,,
BalasHapus